Tentang Ulang Tahun

Mengulang hari lahir setiap tahunnya memang amat dinanti bagi hampir semua orang, ya walaupun ada yang ngga sih, tapi buat saya ulang tahun adalah pengingat. Pengingat tentang apakah disetiap tahunnya kita sudah menjadi lebih baik, tentunya dalam segala hal.

Ah barang kali itu sudah cukup untuk pembuka. Jika membicarakan tentang ulang tahun saya teringat akan peristiwa yang terjadi beberapa minggu yang lalu, jadi ceritanya ada salah satu teman kampus yang ulang tahun, dia udah pernah request minta sesuatu saat hari ultahnya, dalam hati kode pisan ieu budak teh. Sesuatunya itu...balon. Yak balon, dia minta lima warna. Saya ngga habis pikir why she minta itu sama saya. Saya ini antara ngga peka, pura-pura bego apa emang kurang respect ya ma dia. Sampai pada hari H-nya pun saya ngga ngasih apa-apa. Jahat kah saya?

Buat saya ulang tahun itu adalah pengingat. Seperti yang sudah saya katakan diawal. Jadi ya ngga ada sesuatu yang spesial yang terjadi di hari itu. Hanya bertambah dan berkurangnya usia di dunia. Saat saya ulang tahun tidak akan terjadi apa-apa di hari itu, tidak ada tiup lilin, kue ulang tahun, saya hanya berdo’a semoga dengan bertambah dan berkurangnya usia saya di dunia saya bisa  menjadi manusia yang lebih baik, sukses di dunia dan di akhirat. Berbeda dengan teman saya yang ulang tahun tadi. Setahu saya dengar dari cerita dia, ada sesuatu yang deberikan dari orangtuanya, berupa kue dan hadiah, mungkin. Ntah kebetulan atau bagaumana, jadi hari ulatah teman saya itu bersamaan dengan hari ultah kekasihnya namun sayang mereka sedang tak berada di satu kota.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk membanding ultah saya dengan ultah teman saya itu, tapi ini hanya sebuah curhat kacau belaka karena dengan menulis beban dipikiran saya sedikit berkurang.

Jujur saya merasa terbebani apabila ada teman yang request minta sesuatu dihari ultahnya, saya jadi kepikiran, kepikiran untuk apa saya harus melakukan apa yang dia minta, sedang saya kurang respect ma dia. Karena beberapa hari belakangan sebelum hari ultah dia, perasaan saya sendiri sedang kacau, saya memikirkan tentang sakit disalah satu anggota badan saya dan bagaimana caranya saya harus periksa ke dokter tanpa meminta uang dari ibu atau ayah saya. Saat itu saya hanya sedang fokus pada rasa sakit itu. Saya ketakutan karena rasa sakit itu yang ntah kenapa dan setiap kali saya over thinking sama sesuatu rasa sakit itu muncul.

Andai dia tahu pagi itu saya pergi membeli balon namun saya tak tahu bagaimana cara memberikannya. Saya terus memikirkan sakit saya. Sedangkan sebentar lagi ujain akhir semester lima. Situasi di rumah juga sedang riweuh karena ada sedikit renovasi. Itu semua membuat saya menjadi kacau. Perasaan saya tak karuan saat itu. Sedih. Sakit. Pingin di peluk. Iya. Susah konsentrasi. Akhirnya belajar juga ngga saya lakukan. Saya ingin sendiri membaca novel, mendengarkan lagu favorit saya. Makan makanan favorit saya. Nonton film terbaru di cinema. Tanpa memikirkan segalanya yang membuat saya pusing tujuh keliling. Saya seperti bukan saya. Saya seperti alien yang hidup bersama manusia bumi.

Saya tidak peduli lagi dengan berat badan. Saya tidak peduli lagi dengan muka saya. Saya manyun setiap hari. Saya uring-uringan. Saya nangis seperti bayi berjam-jam. Saya mengerjakan ujian dengan pikiran tak karuan. Tulisan saya di lembar jawaban tak karuan. Saya muak. Saya benci. Saya ingin sendiri. Saat ujian pun saya berkata seperti itu, ya walau hanya dalam benak saya saja.


Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

RPP PLH KELAS IV

STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU