Postingan

Menampilkan postingan dengan label pujangga amatir

Ketetapan Hati Untuk Memilihnya

Aku tak mampu menghadapi sesuatu yang ku sebut cinta Terkadang aku sakit karenanya Sering terluka dan terhina Yang ku dapat hanyalah air mata dari pengorbananku Tak ada gunanya aku tetap berdiri tegap menghadapi pahitnya rasa Tetap setia dengan satu kata Aku siap terluka olehnya Terkadang mencintai itu sulit untuk dijalani Hanya ketulusan dan hati yang hakiki Masih terluka tapi tetap setia dengannya Akan aku buktikan Meskipun banyak air mata Tak banyak yang terlontar untuk berkata Sajak-sajak bibir tak mampu menggambarkan sakitnya jiwa Ketetapan hati untuk memilihnya Adalah salah jika membencinya Tetap tegar dengan kemunafikan cinta Dan tetap tak mengerti arah tujuan Yang ia bisa hanya menggoreskan luka semata Tetapi sejatinya adalah agar dapat bersama, suka duka, senang gembira.  

Tidak Ada Orang Lain

Sebelum langit biru  Sebelum kehangatan matahari  Sebelum mekarnya bunga  Sebelum mimpi indah Memberikanmu jiwa dan hatiku  Beri kamu penawaran  Untuk bisa mendampingiku  Tidak ada orang lain dalam hati ini  Sampai cintamu datang  Membuka mataku  Tidak ada orang lain yang mendampingiku  Sampai cintamu datang  Membuatku berjalan terus  Tidak ada orng lain dalam hati ini  Sampai cintamu datang  Membuka mataku

Tangis Hati

Kau selama ini ku nanti  Kau selama ini dihati  Kau tak bisa mengerti tapi ku selalu pahami  Kau bukan untukku  Mengapa aku semakin merindumu  Salahkah diriku bila ku harap kau tahu tangis hatiku 

Jika aku di sini menanti  Ku harap kamu di sana menjaga  Jika aku di sini berdo'a  Ku harap kamu di sana setia  
Aku tidak butuh orang yang sempurna untuk menemaniku Aku hanya ingin seseorang yang mau menjadi pelengkap kekuranganku Membuat aku merasa "ADA"  Membuat aku tersenyum dan berkata "Aku Beruntung Memilikinya"
Cinta sejati tidak pernah menyakiti   Tapi ia tahu diri dan pandai menghargai  Ia adalah matahari yang mampu merentas kebekuan malam  Ia adalah segelas air kehidupan ketika gersang membantai masa 

Rindu Ini Setia

Bersama angin malam ku sapa dirimu  Ku hela rindu bersama nafasmu  Kerinduan ini teramat dalam padamu  Hingga parasmu tak pernah lepas dari benakku  Mungkin jarak terbentang diantara kita  Waktu memisahkan kita  Namun lihatlah aku  Yang akan selalu setia merindukanmu  Cinta ini akan ku jaga  Bersama dengan segala kasih dan sayangku  Hingga kelak kita bersama  Dalam bingkai cinta berhiaskan rindu 

Cinta Kita Bersuntingkan Raflesia

Semenjak aku menemukanmu  Kau kikis dan kau obati piluku di masa lalu  Membawa cahaya terang nan biru  Aku menyebutmu demikian  Bukan berarti hanya setetes cinta yang ku berikan   Tapi aku lelah berjanji untuk suatu hal yang tak bisa ku pastikan   Cinta kita bersuntingkan raflesia  Sebuah bunga yang sering ku sebut dalam segala rasa  Meski nasibnya tak pernah menjanjikan keharuman tetapi raflesia ini tak pernah layu 

Tak Satu Kali

Tak satu kali aku rasakan ini  Membohongi diri sendiri untuk selalu tersenyum  Tak satu kali pula hatiku menolak itu  Senyumku memang menipu hatiku  Tapi mata ini tak pernah mampu untuk menipunya  Ya Allah, ku teteskan air mata ini di atas sajadahmu  Aku mohon bimbinganmu  Ya Allah, tak banyak orang yang tahu aku menangis  Tapi begitu banyak orang yang tahu aku tersenyum (aku bahagia)  Ya Allah, ampuni aku yang terlalu menyayangi makhlukmu (dia)  Ya Allah, untuk apa aku teteskan air mata ini jika aku tak menginginkannya  Ya Allah, jadikanlah diri ini sebagai insan yang tegar, sabar, selalu bersyukur  Jadikanlah semua itu tameng di kehidupanku  Agar aku tidak mudah meneteskan air mata  Ya Allah, iringi langkahku dengan iman dan kemaafan  Agar aku dapatkan kedamaian dan kebahagian yang luar biasa atas kehendakmu 

Biarkalah Cinta yang akan Menemukan Jalannya

Tersentak hati ini, mengapa aku kembali teringat luka yang pernah menggores  Kala terucap suatu kata yang menghancurkan rasa   Sakit sungguh ku rasa kala itu  Tak terasa deraian air mata mengalir tak kuasa ku bendung derasannya  Kata yang membuatku tergoyak tak berdaya  Sungguh ku simpan rapih lara ini dengan ketegaran hati  Dan selama itu pula aku mampu membohongi diriku sendiri  Namun dengan berjalannya waktu mengapa kau katakan "aku sayang kamu"  Sungguh aku tak mengerti dengan cerita yang ku alami  Tapi ku tetap pada pendirianku bahwa aku menyayangimu  Walaupun aku tak pernah tahu akankah rasa ini terbalaskan  Kuikhlaskan semua  Biarkalah cinta yang akan menemukan jalannya  Puisi karya Pujangga Amatir (Baca: Lupita)