Curhat Kacau Bareng Atun
Ketika kamu menjalani hubungan
dengan seseorang saat itu juga kamu harus siap dengan segala konsekuensinya.
Seperti apa yang pernah dikatan oleh seorang teman “menjalin hubungan dengan
seseorang berarti siap dengan segala konsekuensi, contoh kecil dari konsekuensi menjalani sebuah hubungan adalah harus adanya pertemuan,
komunikasi, saling melaporkan kegiatan keseharian satu sama lain, belum lagi drama-drama pasangan posesif, berapa SKS harus membahas
beginian”.
Kurang lebih seperti itu apa yang
teman saya bilang. Sebut saja teman saya ini namanya Atun.
Kami berbincang mengenai topik
pasangan dan konsekuensinya sampai larut malam, bahkan tak terasa sampai pagi namun mata
kami tak juga kunjung memejam. Heran memang setiap diskusi soal ini tak akan
pernah kehabisan kata, seakan waktu terasa selalu kurang dan tak akan pernah cukup, mungkin sampai berhari-hari pun. Berbeda
ketika sedang di kelas dengan perkuliahan 2 SKS, rasanya waktu berjalan terasa sangat lambat.
Kembali lagi ke topik pasangan dan
konsekuensinya. Beberapa hari yang lalu Atun baru saja meresmikan kisah cinta
dengan kekasihnya namun mereka tak meresmikan secara langsung alias jadian by
phone tapi sebelumnya sudah pernah ketemuan, ketika
proses PDKT cowok yang sekarang jadi pacarnya udah pernah mengungkapkan
maksud hatinya hanya saja Atun belum menjawab dengan alasan dia takut merasakan
sakit hati lagi. Ada yang salah ngga sih ketika ada cowok nembak tapi malah
bilang takut sakit hati lagi (?) Jawabannya pasti ada dua, ada yang pro dan ada
yang kontra. HHHHHHH
Seiring berjalannya waktu pacar Atun akhirnya bisa juga mendapatkan hati pujaan hatinya yaitu si Atun.
Merekapun resmi jadian. Alih-alih tidak mau menjalani hubungan karena”yaudah jalanin aja” akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpacaran secara
serius dan secara dewasa, begitu yang saya dengar dari Atun.
Loh memang yang seperti apa pacaran
yang serius dan secara dewasa itu (?) AKUPUN TAK TAHU. HALAH.
Pacaran yang sedang dijalani ATun itu ngga ada yang beda dengan pacaran seperti kisah-kisah pasangan pada umumnya, hanya saja pacaran ala Atun ini
agak sedikit tidak umum, mereka punya niatan akan ada tujuan kearah yang lebih
serius mengingat umur mereka yang sudah
tak lagi remaja, Atun pun mengakui sebenarnya dia tidak ingin lama berpacaran
namun dia juga tidak mau menjalani hubungan dengan status “yaudah jalanin aja”.
Atun sempat galau berhari-hari, namun akhirnya dia mantap nemjatuhkan hati pada
pacarnya yang sekarang, kalaupun sakit hati Atun sudah tahu akan bersikap
seperti apa mengingat pengalaman sebelumnya, Atun sudah punya bekal terkait
sakit hati. *kemudian terputar lagu TERLATIH PATAH HATI-nya Endank Soekamti.*
Atun hanya menjalani renacananya namun tetap Tuhanlah yang berkehendak, Atun cuma bisa berdo’a kalau memang pacarnya adalah orang yang tepat maka mudahkanlah semua jalannya.
Atun hanya menjalani renacananya namun tetap Tuhanlah yang berkehendak, Atun cuma bisa berdo’a kalau memang pacarnya adalah orang yang tepat maka mudahkanlah semua jalannya.
Atun selalu diam ketika ada seorang
teman yang mananyakan “ngapain lo pacaran kalau ngga pelukan, ciuman dsb.”. Atun selalu bertanya pada diri sendiri “apa kamu sanggup terus diam
ketika ada yang bertanya seperti itu?”, Ia sibuk dengan pikirannya sendiri
tentang kenapa orang pacaran harus ciuman dan pegangan tangan, padahal pacaran
itu kan ya cuma proses saling mengenal antara dua orang yang akan menjalani
hubungan kejenjang yang lebih serius, berhubung Atun ini cuma orang biasa yang
ngga terlalu faham tentang agama, ia cuma sekadar tahu namun tak faham betul
bagaimana pelaksanaannya. Memang dalam islam tidak ada pacaran, tapi prinsip
setiap orang itu kan tidak bisa dipukul rata. Ada yang lebih baik gonta-ganti
pacar daripada gonta-ganti teman hidup, nanti kalau sudah ada jodohnya juga akan tahu
mana yang terbaik, intinya dalam prinsip Atun, dia tetap pacaran namun tahu
batasnya. Begitu mindset Atun.
Atun dan pacarnya ini jarang sekali
terlihat jalan berdua, mereka masih sibuk dengan urusan masing-masnis, sesekali
bertemu itu pun hanya sekadar bertemu biasa dan ngobrol atau makan malam biasa.
Seperti tidak ada yang spesial namun Atun tetap pada prinsipnya ketika menjali
hubungan yang biasa tanpa pernah pamer sana-sini itu menjadikan bukti pacaran
mereka sudah tak lagi main-main seperti jaman Atun masih sekolah dulu. Bagi
Atun yang perlu tahu soal hubungan Atun dan pacarnya ya cukup orang-orang
tedekatnya saja karena kalau ada sesuatu hal yang buruk terjadi *jangan sampai)* orang-orang terdekat Atun yang paling tahu. Orangtua adalah segalanya bagi Atun
pun ketika Atun punya pacar, orangtua harus tahu itu langsung dari Atun bukan
dari orang lain. Yup, Atun sudah tahu dan sudah menjalankan itu tanpa
adanya perintah ataupun paksaan dari pihak manapun, bahkan saya sebagai teman
Atun saja ngga tahu lho kalau Atun ini sudah mengenalkan pacarnya ke
orangtuanya, biasanya Atun ini pasti menceritakan kisah cinta ke saya dulu baru
orangtua, ini sih orangtua tahu duluan bahkan sudah dikenalkan, dan yang bikin
saya ngga nyangka orangtua Atun ini semacam memberi sinyal hijau pada hubungan
mereka. Saya ngga pernah nyangka sebelumnya, Atun diam-diam benar ingin serius
dengan pacarnya kali ini. Semoga saja Atun diberikan yang terbaik. Do’a terbaik dariku untuk semua
kebahgianmu, tun.
Terimaksih sudah mau berbagi cerita
dengan saya, saya belajar banyak dari pengalaman hidup Atun, khususnya tentang
menjalin hubungan dengan seseorang.
Semoga apa yang saya ceritakan
diatas dapat menghibur kalian para pembaca sekalian. Kalau ada yang rancu atau
tidak jelas boleh tanyakan ke saya. Insya Allah saya akan menjawab.
Semoga bermanfaat.
Salam!
Ihat Majid