Pengin Cuti Kuliah
Di taman tak jauh dari jurusan. Aku dan Pram duduk sambil menunggu jam mata kuliah berikutnya. Pram sibuk menatap layar handphonenya, sedang aku terlalu asyik melamun tak peduli sekitarku. Tiba-tiba Pram bertanya, "Kamu kenapa?"
Aku diam. Aku mendengar suara itu namun tak berniat menjawab.
"Nam, kamu kenapa?" tanya pram.
Aku tetap diam, begitu asyik menikmati lamunanku.
Seolah keingin tahuannya harus terjawab, pram pun kembali bertanya, "Namira, kamu kenapa?"
"Mmm, akuu... aku lagi ada masalah nih pram."
"Galau lagi?"
"Engga Pram, cuma bingung."
"Masalah yang kemarin itu masih dipikirin Nam?"
"Iya." jawabku datar. Sambil menghela nafas, "rasanya aku pengin cuti kuliah aja, Pram."
"Cuti kuliah? Kan baru seminggu kita masuk, Nam."
"Iya, makanya aku bingung, Pram".
"Emang udah dapet tempat, Nam?"
"Ya belum sih, Pram, cuma udah ada rencana."
"Nam tar gue sendirian ngampus, gada lo ngga rame Nam."
"Kan masih ada yang lain Pram, ada Adam, Satria sama Mita, napa jadi sedih sih ah."
"Yaudah daripada manyun-manuyun dan sedih gini mending makan yuk, aku yang traktir deh Nam."
"Heuh tadi aja elo gue sekarang aku lagi, dasar ah si Pram mah."
"Biarin ah Nam, yang penting kamu ngga sedih lagi."
Aku cuma senyum namun agak terpaksa.
Terkadang kuliah jadi semangat, iya, karena ada teman seperti Pram gini, bukan, bukan karena tadi dia mau traktir. Namun, benar apa yang dikatakan oleh Henry Adams "Friends are born, not made".
Aku diam. Aku mendengar suara itu namun tak berniat menjawab.
"Nam, kamu kenapa?" tanya pram.
Aku tetap diam, begitu asyik menikmati lamunanku.
Seolah keingin tahuannya harus terjawab, pram pun kembali bertanya, "Namira, kamu kenapa?"
"Mmm, akuu... aku lagi ada masalah nih pram."
"Galau lagi?"
"Engga Pram, cuma bingung."
"Masalah yang kemarin itu masih dipikirin Nam?"
"Iya." jawabku datar. Sambil menghela nafas, "rasanya aku pengin cuti kuliah aja, Pram."
"Cuti kuliah? Kan baru seminggu kita masuk, Nam."
"Iya, makanya aku bingung, Pram".
"Emang udah dapet tempat, Nam?"
"Ya belum sih, Pram, cuma udah ada rencana."
"Nam tar gue sendirian ngampus, gada lo ngga rame Nam."
"Kan masih ada yang lain Pram, ada Adam, Satria sama Mita, napa jadi sedih sih ah."
"Yaudah daripada manyun-manuyun dan sedih gini mending makan yuk, aku yang traktir deh Nam."
"Heuh tadi aja elo gue sekarang aku lagi, dasar ah si Pram mah."
"Biarin ah Nam, yang penting kamu ngga sedih lagi."
Aku cuma senyum namun agak terpaksa.
Terkadang kuliah jadi semangat, iya, karena ada teman seperti Pram gini, bukan, bukan karena tadi dia mau traktir. Namun, benar apa yang dikatakan oleh Henry Adams "Friends are born, not made".